Jakarta (12/08/2014).Berawal dari
undangan via email dari teman sesama penulis buku Antologi Love Journey#2
Mengeja Seribu Wajah Indonesia yang puluhan tahun telah mengabdi untuk
pendidikan Anak di Komunitas Adat di suku Rimba untuk menghadiri acara Seminar
Nasional dan Deklarasi Jaringan Pendidikan Anak Komunitas Adat kerjasama dengan
Yayasan Cipta Mandiri Mentawai yang mendampingi Pendidikan Anak di suku adat
Mentawai, Yayasan Merah Putih yang mendampingi Pendidikan Anak Tauu Tawana di
Sulawesi Tengah dan KKI Warsi yang mendampingi Pendidikan Anak suku Rimba di
Jambi. Berawal dari inisiasi dan kesatuan visi yang sama untuk mendapatkan akses
pendidikan yang layak bagi masyarakat komunitas Adat yang berada di dalam dan
sekitar hutan yang semakin terpinggirkan dari zaman modern dan ekspansi
perusahaan-perusahaan tambang dan kelapa sawit di wilayah adat mereka.
Acara
deklarasi Jaringan Pendidikan Anak Komunitas Adat (Japka) yang bertempat di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki
dimulai dengan penampilan tari tradisional dari Komunitas Adat Tauu Tawana Sulawesi Tengah kemudian Komunitas Adat Orang Rimba dan Komunitas Adat Mentawai, kearifan lokal yang dimiliki oleh masing-masing komunitas adat menggambarkan keberagaman budaya Indonesia.
Setelah
penampilan tarian dari komunitas adat acara pun dilanjutkan dengan sambutan
oleh Wamendikbud sebagai keynote speaker dan dilanjutkan dengan seminar
nasional yang disampaikan oleh perwakilan dari Mendikbud, Akademisi, Media dan
Aktivis Sosial.
Orang
Rimba adalah suku yang hidupnya tergantung pada hutan. Masyarakat kebanyakan
mengenal mereka dengan sebutan Orang Kubu atau Suku Kubu. Secara umum biasanya
orang Rimba menetap di hutan dataran rendah Sumatera, terutama di Jambu dan
Sumatera Selatan. Orang Rimba merasa tidak senang bahkan marah jika dipanggil
kubu. Karena Kubu mengalami perubahan makna dari yang semula bermakna “kelompok”
atau juga “pertahanan” menjadi memiliki arti yang lebih buruk, yaitu jorok,
kotor, liar dan makna lain yang bermakna negative. (Warsi, 2013).
Acara
kemudian ditutup dengan motivasi yang sangat menginspirasi yang dibawakan oleh
Dik Doank yang meninggalkan dunia entertainment serta mengawali dan membangun
Kandang Joerang Doank untuk komunitas anak dengan memberikan edukasi kepada
anak-anak melalui seni lukis dan seni musik
yang memanfaatkan alam sebagai rumah belajar mereka.
No comments:
Post a Comment