Mendengar kisahnya tak sedikit orang yang mencibir dengan lirih merunut ini bukan pilihan mereka, namun himpitan ekonomi lah yang mengharuskannya untuk berjuang menjadi tulang punggung keluarga dan buah hatinya yang sebenarnya tak ingin untuk dilahirkan ke dunia dan tak satupun keluarga mengetahui apa pekerjaan sebenarnya di seberang sana. entah siapa yang harus dipersalahkan, Dia kah yang menunggu dengan olesan bedak tebal ataukah lelaki berkantong tebal. sangat miris mendengar kisahnya, bukan pembelaan bukan pula pembenaran namun ini misi kemanusiaan.
Aku mulai melaju dengan kuda besi menuju suatu komplek yang terakhir kali aku menginjakkan kaki disini pertengahan tahun 2010, lima tahun berselang sepertinya pembangunan disini menunjukkan perkembangannya, sebanding lurus dengan kasus HIV/AIDS yang terjadi.
Rintik hujan yang menghantarkanku ke suatu klub malam tak menyurutkan semangatku untuk memberikan kesadartahuan akan pentingnya arti Kesehatan mengenai Penyakit Menular dan HIV/AIDS, merupakan rutinitas sebagai konselor HIV/AIDS untuk menekan prevalensi penyebaran Virus HIV di Kota Bontang. Tidak mengintimidasi, mendiskriminasi, bahkan menjauhi, namun merangkul dan memberikan kesadartahuan kepada mereka agar dapat merubah perilaku.
No comments:
Post a Comment