Tuesday, July 10, 2012

EKSOTISME HULU MAHAKAM Oleh : M.Saipul




Kampung Pepas Eheng
keluarga angkat di Kampung Long Tuyoq
Kampung Eheng merupakan salah satu kampung yang terletak di Kabupaten Kutai Barat, Kampung ini memiliki potensi wisata yang cukup menarik, dari segi wisata budaya hingga wisata alamnya, jarak tempuh ke kampung ini adalah sekitar 30 menit dari Sendawar Ibukota Kabupaten Kutai Barat, potensi wisata yang ada dikampung ini adalah Lamin Adat (rumah panjang) rumah tradisional suku dayak, mayoritas suku yang ada di kampung in adalah suku Dayak Benuaq, Lamin adat dikampung ini yang masih tetap eksis bertahan dan menjadi rumah tinggal bagi keturunan bangsawan disana. Mata pencaharian sebagian besar dikampung ini selain berladang dan bertani rotan, mereka juga menjadi pengrajin anyaman dari rotan seperti, Anjat, Lampit, dan gelang yang terbuat dari rotan, pengunjung pun bisa membawa oleh-oleh khas dari pengrajin tersebut dengan harga yang masih terjangkau antara Rp. 15.000,- sampai Rp. 300.000,- tergantung motif dan tingkat kesulitan.
Menganyam Rotan Menjadi Anjat
Selain kampung Eheng mengarah ke barat di kampung Benung sekitar 25 menit perjalanan darat kita juga bisa melihat lebih dekat kuburan-kuburan nenek moyang leluhur mereka yang tidak dikuburkan didalam tanah, tetapi menggunakan peti mati yang terbuat dari kayu log (kayu bulat) yang sering disebut Tempela dan di sanggah dengan tiang yang terbuat dari Ulin serta di tiang tersebut terdapat ukir-ukiran yang menggambarkan orang tersebut mati karena sakit atau mati karena dibunuh, dll. Selain itu diwaktu-waktu tertentu apabila kita beruntung kita juga bisa menyaksikan ritual adat Beliatn (pengobatan dan untuk mengusir roh-roh jahat yang ada di dalam diri kita), serta upacara adat Kuwangkei (ritual yang diakhiri dengan pemotongan Kerbau untuk memindahkan atau membersihkan tulang-belulang leluhur yang terdahulu kemudian dikuburkan ditempat yang berbeda yang lebih layak) upacara ini hampir mirip dengan upacara adat di Tana Toraja.
Masih satu Jalur dengan Kampung Pepas Eheng, kita bisa melepas penat dan bersantai sejenak menikmati desiran suara Jantur (Air Terjun) Inar yang tertinggi di daerah Kutai Barat di Kampung Dempar, air terjun Inar terletak di Kampung Temula Kecamatan Nyuatan. merupakan air terjun tertinggi di Kabupaten Kutai Barat dengan ketinggian 30 m. Jantur itu masih kelihatan alami dengan lumut-lumut yang menempel di batu-batu dan tumbuhan liar disekelilingnya. Untuk melihat keindahan jantur inar pengunjung harus menuruni sekitar 200 anak tangga berjarak 20 cm antara satu sama lain. Jika berada disekitar lokasi pemandian serasa hawa sejuk yang berasal dari hempasan air yang jatuh menerpa bebatuan. Pesona inilah salah satunya yang menjadi daya tarik dari Jantur Inar. Selain itu kita juga dapat menyaksikan Danau yang diatasnya ditumbuhi oleh tanaman air (ganggang) yang hampir seluruh permukaan danau tertutupi oleh tanaman tersebut, yaitu Danau Beluq. Untuk menuju lokasi ini bisa mengunakan sepada motor atau mobil menempuh jarak 30 km dari pusat kota Sendawar.
Cagar Alam Kersik Luwai
Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)
Selain wisata budaya kabupaten Kutai Barat juga memiliki banyak potensi alam yang melimpah seperti Jantur Inar, Jantur Gemuruh, Jantur Mapan, Jantur Tabalas, Cagar Alam Kersik Luway, Riam Panjang, Riam Udang, Riam Haloq, Batu Dinding dan Batu Ayao yang terletak di Hulu Sungai Mahakam. Masih di seputaran wilayah daratan tinggi Tunjung dan Benuaq, Cagar Alam Kersik Luwai menjadi salah satu tujuan obyek wisata bagi wisatawan domestik dan mancanegara, Kersik luwai merupakan Hutan Kerangas yang didalamnya terdapat hamparan pasir putih layaknya pasir putih di pantai, tetapi di Cagar Alam Kersik Luwai hamparan pasir putih tersebut terdapat diatas bukit dengan ketinggian kurang lebih 1.500 mdpl. Atraksi alam yang dapat disaksikan di kawasan ini adalah Tanaman Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) dan Kantong Semar (Nephenthes Sp).
Anggrek Hitam yang berada dikawasan Kersik Luway ini yang terletak di Kampung Sekolaq Darat Kecamatan Sekolaq Darat, mempunyai keunikan tersendiri dengan bentuk dan corak anggrek hitam  (Coelogyne pandurata) yang sangat khas, Ada beberapa jenis anggrek lain yang bisa ditemukan disini selain anggrek hitam di antaranya Erya Vania, Erya Florida,Coelogy Rocus Roini dan Bulpophylum Mututina. Selain anggerek juga terdapat Kantung semar. Fasilitas di lokasi ini adalah terdapat ruang informasi bagi pengunjung, fasilitas kebutuhan bagi wisatawan tersedia. Namun saat ini  kondisi cagar alam ini cukup memprihatinkan akibat sering terjadi kebakaran hutan yang mengakibatkan terus berkurangnya vegetasi anggrek, kelompok penangkaran anggrek. Selain itu sebelum menuju ke lokasi Cagar Alam Kersik Luwai para pengunjung bisa beristirahat sejenak menikmati hempasan air terjun (Jantur) Gemuruh di dalam lokasi tersebut. Untuk menuju lokasi ini dapat menggunakan mobil dan bus menempuh jarak 15 Km dari pusat kota Sendawar.

Danau Aco dan Gunung Eno
Danau Aco
Danau Aco dan Gunung Eno terletak di Kampung Linggang Melapeh kecamatan Linggang Bigung, untuk menuju kelokasi ini dapat menggunakan mobil dan motor dengan jarak tempuh 30 menit dari pusat kota sendawar. Danau Aco merupakan salah satu tempat tujuan wisata oleh penduduk lokal untuk menikmati pemandangan dan memancing, serta tidak jarang danau ini digunakan sebagai tempat untuk melakukan aktivitas Family Gathering dari perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar bersama keluarga, lokasi ini memiliki fasilitas penunjang seperti balai pertemuan yang berada langsung diatas danau, serta jembatan apung yang terbuat dari kayu ulin dan dibawahnya terdapat drum-drum besar yang membentang hingga ke tengah danau. Disini kita bisa menyaksikan hutan dengan vegetasi sedang dan sangat cocok untuk menjadi tempat pengamatan burung.
Danau Aco

Selain danau Aco kita juga bisa menjelajahi hutan di gunung eno, tidak jauh dari Danau Aco, kita bisa melintasi hutan pegunungan yang kaya akan keanekaragaman hayati dan satwanya seperti macan dahan, kucing hutan, rangkong badak, dan berbagai macam jenis burung. Gunung Eno merupakan eks HPH PT. Gruti yang sudah tidak beroperasi lagi, dan di Gunung eno ini terdapat 4 mata air dan sungai yang mengalir ke kampung-kampung sekitar dan menjadi penyedia air bagi kampung sekitar.
Setelah lelah menlintasi hutan dan menyaksikan keindahan di Danau Aco kita bisa melanjutkan perjalanan dan melepas penat di Jantur Tabalas merupakan air terjun yang mempunyai tinggi 6 mdpl, pada sore hari kita bisa menyaksikan anak-anak di kampung ini bergantian dan berebut untuk melompat dari atas air terjun ini dengan gaya bebas.

Hulu Mahakam
Batu Ayao, Seperti Tembok Cina membentang di sepanjang perbatasan kalteng
            Setelah puas menjelajahi sebagian hutan dan kampung didaerah daratan kabupaten Kutai Barat, kita juga harus mencoba menggunakan jalur sungai menggunakan speed boat atau long boat menuju Hulu Sungai Mahakam, berawal dari pelabuhan tering menuju Long Bagun menggunakan speed boat dengan kisaran harga Rp. 305.000,- dengan jarak tempuh  sekitar 3 jam, kita dapat menyaksikan perkampungan-perkampungan di sekitar pinggiran sungai mahakam yang menjadi urat nadi perekonomian masyarakat suku dayak di kabupaten kutai barat, kita juga bisa menyaksikan kapal pengangkut batu bara, kemudian menyaksikan kayu-kayu log dari HPH yang telah dirakit  menuju hilir. Serta tidak kalah pentingnya adalah pemandangan alam yang luar biasa yang disuguhkan di daerah ini, seperti Batu dinding (Batuan Kapur) didaerah Long Bagun yang membentang seperti layar bioskop raksasa dan terdapat beberapa kuburan tua di dindingnya tersebut, dibawah batu dinding terdapat goa yang apabila air pasang goa tersebut terendam air.
Tiba di Long Bagun kapal-kapal long boat pun bergantian menawarkan tumpangan menuju ke Long Pahangai dan Long Apari, kampung paling ujung dari Hulu Sungai Mahakam yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Provinsi Kalimantan Barat. Dari Long Bagun kita bisa mengeluarkan dana sebesar Rp. 250.000,- menuju kampung Long Tuyoq yang masih banyak terdapat orang-orang yang bertelinga panjang. Akan tetapi sebelum menuju kampung ini adrenaline kami pun harus diuji dengan melewati riam-riam yang terkenal keganasannya dan tak sedikit kapal yang karan di riam tersebut. Seperti Riam Haloq, Riam Udang yang terkenal dengan pusaran air yang sangat dahsyat, serta Riam panjang yang dikiri kanannya terdapat batu dan tebing-tebing yang terjal, dan apabila salah mengambil haluan, kapal pun bisa hanyut dan menabrak dinding tebing tersebut.
Setelah melewati riam-riam yang ganas, kita sampai ke kampung pertama yang berada di hulu riam panjang yaitu kampung Long Tuyo’, di kampung ini masih terdapat banyak orang-orang yang bertelinga panjang yang menggunakan anting dan bertatto di tubuhnya. Di kampung ini kita bisa disambut dengan hangat oleh warga kampung yang ramah, yang apabila kita berkunjung kesana kita akan diberi gelang manik serta diberi nama Dayak oleh mereka dan mengangkat kita sebagai anak angkat mereka, hal ini dilakukan dan merupakan tanda bahwa kita telah diterima dikampung ini layaknya warga yang lain.
Ikan Tembela
Landscap Hulu Mahakam

Pada bulan September-Oktober di kampung yang dihuni oleh sebagian besar suku dayak Bahau ini akan mengadakan upacara adat yang disebut Hudoq  setelah selesai menugal atau menanam padi, hal ini dipercaya untuk mengusir roh-roh jahat penganggu tanaman mereka, serta berucap syukur kepada alam yang memberikan mereka banyak pot  ensi alam yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari mereka, ritual ini dimulai sebelum melakukan pembukaan lahan atau ladang dan akan diakhiri dengan Tarian Hudoq  tari tradisional yang menggunakan daun pisang sebagai bahan utama pakaian penarinya.
Menores Karet
Tari Hudoq adalah bagian ritual suku Dayak Bahau dan Dayak Modang, yang biasa dilakukan setiap selesai manugal atau menanam padi, pada bulan September – Oktober. Semua gerakannya, konon dipercaya turun dari kahyangan. Berdasarkan kepercayaan suku Dayak Bahau dan Dayak Modang, Tari Hudoq ini digelar untuk mengenang jasa para leluhur mereka yang berada di alam nirwana. Mereka meyakini di saat musim tanam tiba roh-roh nenek moyang akan selalu berada di sekeliling mereka untuk membimbing dan mengawasi anak cucunya.
Dan tak kalah serunya apabila kita melakukan perburuan dan aktivitas berladang serta me-ngetam (memanen) padi di musim panen tiba, kehidupan yang sederhana dari suku dayak ini mengajarkan kita bagaigama menghargai sumber daya alam yang ada agar alam pun bisa memberikan penghidupan kepada kita. Living with the Dayak People.


Berburu di Hutan
Salah Satu Jenis Tanaman Di Kersik Luway
Tari Hudo



Kantong Semar


Tanaman di Kersik Luwai

















11 comments:

  1. keren banget bang... jadi pengen ke sana deh... huaaaaa

    ReplyDelete
  2. asik nih perjalanannya. penasaran dengan Batu Ayao-nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. makax kesni bang liat batu ayao sambil menguji adrenaline melewati riam panjang dan riam udang.

      Delete
  3. tulisannya informatif, ceritanya deskriptif, membuat pembaca jadi persuasif.

    Semoga bisa menjadi inspiratif.

    (mudah-mudahan saya bisa kesana suatu saat nanti)
    salam dari jakarta
    Fakhruddin

    ReplyDelete
  4. Thanks bang..amien..semoga bisa tembus sampai hulu mahakam.

    ReplyDelete
  5. Mas, bisa minta bantuan info lengkapnya untuk bisa menyusuri sungai mahakam dan sampai ke desa-desa spt diceritakan diatas. Seperti di mana mencari kapalnya,biaya per orang, tempat tinggal, dll. Saya sedang membantu seorang backpacker asal Jerman yg akan melalui rute balikpapan-Kinabalu via jalur darat/air selama 2 minggu dimulai dari hari ini. Mohon bantunnya ya. Bisa kontak saya di email en.hikmah@gmail.com

    ReplyDelete
  6. mohon maaf mas, kemaren sibuk banget dilapangan dan mempersiapkan tripp...lain kali insya allah akan di bantu, bisa kontak langsung saja ke saya mas di

    HP: 0852 46 193 293/ 0811 58 25 293
    PIN BB : 29edf33d

    ReplyDelete
  7. Liat profil Google-nya, Abang Saipul kerja di WWF ya? Wew, pengen, ada link gak ya ke situ :D
    Saya sedang merencanakan backpacking ke Sentawar liburan panjang Natal ini Bang(tapi belum tahu masih, jadi atau tidaknya, soalnya masih menunggu jadwal pulang saya ke Jawa, belum pasti apa sebelum atau setelah Natal, harapannya sih setelah Natal biar bisa ke Sentawar hehe) yah pertanyaan saya sih sama seperti pertanyaan Sdr. Unknown di atas hehe... Bisa kontak2an by email gak ya Bang? Biar infonya lebih banyak gt... mailto:muh.arifbudiman@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  8. Saya pernah tinggal lama di Tenggarong. Tp saya belum pernah bepergian ke Hulu mahakam. Saya penasaran, sungai mahakam itu apakah ujung paling hulunya hanya sampai di Long Apari? Atau masih terus lg sampai ke Malaysia? Atau ke Kalbar/Kalteng. Sudah lama saya gak ke Kaltim. Kangen sama Kaltim :)

    -David

    ReplyDelete
  9. Setahu saya ada travel agency yang menawarkan tour dari Kalbar-Kaltim melalui jalur sungai.serta riam-riamnya sangat menantang cocok untuk uji nyali,hehe

    ReplyDelete