Monday, June 18, 2012

Tumbuhan Obat Asal-Hutan Kenanga (Canangium odoratum)


Sepuluh tahun terakhir ini produksi obat tradisional semakin meningkat. Obat ramuan tradisional yang sering disebut jamu merupakan salah satu unsur warisan budaya leluhur bangsa. Pada umumnya ramuan tersebut berasal dari bahan baku berupa tumbuhan obat. Terdapat beberapa pengertian mengenai tumbuhan obat. Salah satunya menurut Otih Rostianan et al 1992 (dalam Siswanto 1997) bahwa tumbuhan obat adalah jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman dan atau eksudat (sel) tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI, definisi tumbuhan obat Indonesia sebagaimana tercantum dalam SK Menkes No. 149/SK/Menkes/IV/1978 adalah sebagai berikut.
1.                Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu
2.             Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat (prokursor)
3.                          Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut digunakan sebagai obat.
Tumbuhan obat yaitu tumbuhan yang hidup di dalam hutan secara liar dan secara turun temurun dimanfaatkan oleh penduduk asli sebagai obat atau jamu. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan berupa daun, akar, kulit, batang, getah, bunga maupun biji kemudian diproses secara sederhana menjadi ramuan obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Cara pengobatan ini lazim dikenal sebagai pengobatan tradisional (Anonim, 1997). Oleh Zuhud, 1994 (dalam Siswanto 1997) tanaman berkhasiat obat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :
1.                   Tumbuhan obat tradisional merupakan species tumbuhan yang diketahui atau dipercayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.
2.                   Tumbuhan obat modern merupakan spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
3.                   Tumbuhan obat potensial merupakan spesies tumbuhan yang diduga mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah sebagai bahan obat.
Secara tradisional berbagai etnis di Indonesia telah memanfaatkan tumbuhan untuk pengobatan, sebagai contoh di Kalimantan Timur suku Apo Kayan telah memanfaatkan 213 jenis tumbuhan untuk pengobatan (Aliadi & Sangat-Roemantyo, 1994), suku dayak benuaq di Kutai Barat memanfaatkan 301 jenis tumbuhan untuk pengobatan (Amborowati, 2002) Berbagai tumbuhan telah digunakan secara luas didalam industri farmasi, industri obat tradisional dan modern seperti cendana (Santalum album), pasak bumi (Eurycomma longifolia), pulai (Alstonia scholaris), Kenanga (Canangium odoaratum) dan kayu angin (Usnea misaminensis). Hasil ekspedisi dan eksplorasi tumbuhan obat menunjukan bahwa hutan tropis kita sangat potensial sebagai penghasil bahan baku obat. (Budiman et all, 2004).
Saat ini terdapat 3 kelompok masyarakat yang memanfaatkan tumbuhan obat dan dapat dibedakan berdasakan intensitas pemanfaatannya :
1.      Kelompok masyarakat asli yang hanya menggunakan pengobatan tradisional. Umumnya tinggal di daerah terpencil yang tidak memiliki sarana dan prasarana kesehatan. Kelompok ini berusaha mencari cara sendiri untuk mengatasi berbagai penyakit yang dijumpai sesuai norma/adat yang berlaku.
2.      Kelompok masyarakat yang menggunakan pengobatan tradisional dalam skala keluarga. Kelompok ini umumnya tinggal di daerah pedesaan yang memiliki sarana dan prasarana kesehatan terbatas. Pada kelompok ini walaupun sudah tersedia puskesmas namun tenaga medis dan obat-obatan terbatas. Selain itu adanya keterbatasan ekonomi juga menjadi alasan penggunaan obat tradisional. Berbagai keterbatasan tersebut menyebabkan pengobatan tradisional menjadi pilihan masyarakat yang cukup penting. Pemanfaatan tumbuhan pada kelompok ini tidak terlalu mengkhawatirkan karena hanya untuk kepentingan sendiri sehingga jumlah yang diambil tidak banyak.
3.      Kelompok industriawan obat tradisional (Siswanto, 1997)
Terjadinya peningkatan yang pesat dalam industri obat tradisional merupakan ancaman yang serius bagi kelestarian tumbuhan obat karena sebagian besar tumbuhan obat yang menjadi bahan baku industri obat tradisional diambil langsung dari alam. Selain itu kalangan industri obat tradisional juga bersifat tertutup dalam hal spesies dan jumlah tumbuhan obat yang digunakan sehingga tidak bisa diketahui dengan pasti spesies tumbuhan obat dari alam yang terancam atau tidak (Siswanto, 1997).
Salah satu sumber plasma nutfah adalah Taman Nasional dimana di dalamnya terdapat potensi flora yang beraneka ragam. Taman Nasional Kutai menyimpan berbagai jenis tumbuhan yang hidup liar di hutan yang mengandung khasiat obat yang bermanfaat untuk pengobatan tradisional maupun sebagai bahan baku obat modern. Komunitas tumbuhan obat yang terdiri dari spesies-spesies yang hidup di kawasan ini terdiri dari jenis rumput, pohon, liana, herba, terma dan perdu (Anonim,1997).
Pengetahuan mengenai jenis tumbuhan yang berkhasiat obat telah dimiliki sejak dulu oleh masyarakat asli Kutai yang berada di sekitar kawasan hutan di wilayah Barat kawasan (Menamang). Pengetahuan yang diperoleh secara turun-temurun ini memanfaatkan tumbuh-tumbuhan hutan tertentu untuk pengobatan tradisional maupun untuk jamu tradisional, antara lain untuk penyembuhan penyakit kulit, bengkak-bengkak, kencing manis, batu ginjal, sakit perut, malaria, lever, darah tinggi, sakit kuning, sakit pinggang, pengusir iblis, memperlancar kelahiran dan lain-lain. Disamping itu dapat juga dimanfaatkan sebagai jamu untuk meningkatkan vitalitas tubuh dan multivitamin. Pada umumnya bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat adalah akar, kulit batang, getah, daun, bunga, buah dan bijinya yang diramu dalam bentuk rendaman, rebusan, tumbukan halus maupun dimakan sebagai lalapan/sayur. Di samping itu dapat juga digunakan langsung daunnya, air di dalam batang maupun getah di dalam kulit batang ( Anonim, 1997).
Terdapat beberapa jenis tumbuhan obat, salah satunya adalah tumbuhan obat potensial yang  menurut Zuhud, 1994 (dalam Siswanto 1997) tumbuhan obat potensial merupakan spesies tumbuhan yang diduga mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah-medis sebagai bahan obat

Kandungan Kimia Beberapa Jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat
No
Jenis Tumbuhan
Kandungan Kimia
1
Beringin (Ficus obypiramidata)
Akar udara mengandung asam amino, fenol, gula dan asam orange
2
Bolok (Ficus ribes)
Bahan penyamak
3
Kenanga (Cananga odorata)
Minyak atsiri
4
Pasak bumi (Eurycoma longifolia)
Eurikomalakton, amarolid
5
Pulai (Alstonia scholaris)
Kulit kayu : Alkaloida ditamin, ekitamin, ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, porfirin dan triterpan.
Daun : Pikrinin.
Bunga : asam ursolat dan lupeol.
6
Sirih (Piper beetle)
Minyak atsiri, tanin, flavonoid
7
Temali laki (Leea indica)
Minyak atsiri, asam amorf

Beberapa Jenis Tumbuhan Obat Asal-Hutan
Kenanga (Canangium odoratum)
Pulai (Alstonia scholaris)
Pasak bumi (Eurycoma longifolia)

Salah satu tumbuhan obat yang berasal dari Hutan Kalimantan Timur khususnya yang berada di Taman Nasional Kutai adalah Kenanga (Canangium ododrata). Tumbuhan ini di beberapa daerah mempunyai nama lokal yang beragam. Secara umum kita menyebutnya Kenanga, namun di beberapa daerah namanya berbeda-beda, contohnya : Kenanga Wangsa (Jawa), Kananga (Sunda), Sandat Kananga, Sadat Wangsa (Bali), Selanga (Aceh), Sandat (Sasak), Ngana-ngana (Nias), Lalangiran, amok, wungurer, pum-pum, luit (Minahasa) dan lainnya.
Kenanga (Canangium odoratum)yang termasuk dalam famili Annonaceaea adalah tumbuhan berbatang besar yang berdiameter 0,1-0,7 meter dengan usia sampai mencapai puluhan tahun. Tumbuhan yang tingginya dapat mencapai 5-20 meter ini mempunyai batang yang getas (mudah patah) pada waktu mudanya. Bunganya akan muncul pada batang pohon atau ranting bagian atas pohon dengan susunan bunga yang spesifik. Bunga kenanga terdiri dari 6 lembar daun dengan mahkota berwarna kuning serta dilengkapi 3 lembar daun berwarna hijau, beraroma harum dan khas dan termasuk bunga majemuk dengan garpu-garpu.
Di pedesaan, Kenanga sering dipelihara untuk dipetik bunganya. Tumbuhan liar yang kini mulai jarang ini mudah tumbuh di daerah dataran rendah mulai ketinggian 25-1000 mdpl.
Manfaat
Tumbuhan ini mempunyai manfaat yang sangat besar terutama dalam mengobati berbagai penyakit diantaranya : Malaria, Asma, Sesak nafas, Penangkal racun, Obat kudis, salep busung air, obat luar pembesaran limpa, Obat demam, Bronkhitis, Jamu sehat setelah melahirkan dan lainnya.
Beberapa manfaat Kenanga sebagai tumbuhan obat
Manfaat
Bahan
Cara Pemakaian
1.    Malaria dan Asma
3 kuntum bunga kenanga kering
Seduh dengan 1 gelas air panas, tutup rapat, saring dan minum airnya secara teratur.
2.    Sesak nafas
½ genggam bunga kenanga
½ sendok gula putih
Rebus dengan 1 gelas air panas sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas, saring dan diminum pagi dan sore.
3.    Penangkal racun
Kulit pohon
Kulit pohon dikikis kemudian diperas dengan air matang lalu diminum.
4.    Bronkhitis
2 kuntum bunga kenanga
Rebus dengan 1 gelas air panas sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas kemudian minum pagi dan sore.

2 comments:

  1. postingan yang bagus dan bermanfaat tentang Tumbuhan Obat Asal-Hutan Kenanga

    ReplyDelete
  2. maaf baru dibalas, karena sering dilokasi dan tidak ada akses internet,,thanks,,semoga bermanfaat

    ReplyDelete